SELAYANG PANDANG IKSAS DAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Madura
merupakan suatu wilayah kepulauan di Propinsi daerah tingkat 1 Jawa Timur,
terletak disebelah timur kota Surabaya atau di timur laut pulau jawa, kurang
lebih 7 sebelah selatan khatulistiwa diantara 112 dan 114 bujur timur. Pulau
ini dipisahkan dari jawa oleh selat Madura, yang menghubungkan laut Jawa
dengan laut Bali. Panjang Pulau Madura kurang lebih 190 km, jarak yang
terlebar 40 km, dan luasnya adalah 5.304 km2.
Banyak sekali nilai-nilai budaya yang terkenal dari Madura baik ramuan dan
masakannya,
diberbagai perantuan
masyarakat Madura banyak menggeluti kegiatan nafkah disektor informal yang kemudian secara otomatis
dan alamiah Mereka berkumpul dengan masyarakat sekampungnya, karena atas
dorongan kesamaan nasib dan persaudaraan dan bahkan sebagian atas dorongan
pesantren yang merupakan media pendidikan tradisional yang sangat merakyat di
Madura, namun bukan berarti eksklusif dangkal atau tidak membuka diri kepada
lingkungan sekitar, mayoritas faktor pendidikan dan wawasan yang kerap menjadi
kendala mereka kesulitan beradaptasi dengan masyarakat lain di daerah
perantauan.
Disisi
lain warga Madura juga sangat terkenal dengan ketaatannya kepada guru/kyai,
salah satu kyai yang paling mashur dan keramat di Madura adalah Almagfurlah Mbah Kyai Kholil bangkalan yang sampai saat ini
makam/pasareannya banyak didatangi oleh orang-orang dari berbagai daerah di
Indonesia untuk mendapatkan barokah dan petunjuk dari Allah SWT. Banyak sekali
pesantren dipulau karapan
ini, karena bagi masyarakat Madura pesantren adalah lembaga pendidikan
strategis dan obyektif serta merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang
untuk senantiasa menitipkan putra-putrinya belajar etika, moral, ilmu
pengetahuan agama dan social. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga
pendidikan di Indonesia. Selain sebagai pusat pengkajian ilmu pengetahuan dan
keagamaan, juga sebagai medan dakwah dalam mensyiarkan nilai-nilai religiusitas
dalam menjawab berbagai tuntutan zaman yang semakin kompleks, sehingga
benar-benar mampu memperdayakan masyarakat social disamping menjaga
eksisitensinya dalam menghadapi perkembangan dunia.
Pondok pesantren Sumurnangka merupakan salah satu
lembaga pendidikan di pulau karapan
Madura yang turut aktif berpartisipasi dalam upayanya menjaga ikatan
persaudaraan warga Madura di perantauan serta membangun sumber daya manusia
yang handal dan berintelektualitas tinggi dan juga turut
dalam rangka merealisasikan kehidupan berbangsa dengan selalu menjunjung tinggi
nilai-nilai ahlisunah waljamaah yaitu, tawassth (Moderasi) Tasamuh ( Toleransi
) Tawazzun (balance atau keseimbangan) dan I’tidal (konsistensi).
Pelajar
dan santri merupakan segmen yang setrategis dan artikulatif, karena memang
inilah yang memiliki potensi eksplorasi yang dasyat, sehingga untuk
mengantispasi iklim peradaban baru yang ditandai dengan persaingan global yang
kompetitif dan dengan sendirinya pesantren bersama masyarakat telah siap dengan
sumber daya manusia yang unggul dan brilian, lebih-lebih jembatan SURAMADU yang
menghubungkan antara jawa dengan Madura sudah terealisasi, hal ini secara
otomotis kehidupan modern, oleh karena itu tak ayal lagi seluruh elemen
masyarat Madura baik yang merantau ataupun yang tidak untuk siap secara mental
dan pengetahuan untuk lebih progresif dan proaktif dalam mempersiapkan human
Ressorsce yang berkualitas dan berakhlakul karimah agar dapat menyeimbangi
kemajuan dan tuntunan Zaman yang semakin muthahir sehingga diharapkan warga
Madura tidak hanya menjadi penonton dikampung halamannya sendiri tapi bahkan
dapat memberi warna dan penentu dalam irama pembangunan pemerintah. Tipologi
masyarakat Madura kedepan harus selalu berorientiasi pada agresifitas nalar dan
kepekaan social yang didukung oleh system pengorganisasian yang sistematis,
apalagi Madura memiliki aset budaya yang tersebar diseluruh nusantara bahkan
dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar