Rabu, 02 September 2015

SELAYANG PANDANG IKSAS DAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

                                                     


                      SELAYANG PANDANG IKSAS DAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Madura merupakan suatu wilayah kepulauan di Propinsi daerah tingkat 1 Jawa Timur, terletak disebelah timur kota Surabaya atau di timur laut pulau jawa, kurang lebih 7 sebelah selatan khatulistiwa diantara 112 dan 114 bujur timur. Pulau ini dipisahkan dari jawa oleh selat Madura, yang menghubungkan laut Jawa  dengan laut Bali.  Panjang Pulau Madura kurang lebih 190 km, jarak yang terlebar 40 km, dan luasnya adalah 5.304 km2.

                           Banyak sekali nilai-nilai budaya yang terkenal dari Madura baik ramuan dan
masakannya, diberbagai perantuan masyarakat Madura banyak menggeluti kegiatan nafkah disektor informal yang kemudian secara otomatis dan alamiah Mereka berkumpul dengan masyarakat sekampungnya, karena atas dorongan kesamaan nasib dan persaudaraan dan bahkan sebagian atas dorongan pesantren yang merupakan media pendidikan tradisional yang sangat merakyat di Madura, namun bukan berarti eksklusif dangkal atau tidak membuka diri kepada lingkungan sekitar, mayoritas faktor pendidikan dan wawasan yang kerap menjadi kendala mereka kesulitan beradaptasi dengan masyarakat lain di daerah perantauan.

Disisi lain warga Madura juga sangat terkenal dengan ketaatannya kepada guru/kyai, salah satu kyai yang paling mashur dan keramat di Madura adalah Almagfurlah Mbah Kyai Kholil bangkalan yang sampai saat ini makam/pasareannya banyak didatangi oleh orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendapatkan barokah dan petunjuk dari Allah SWT. Banyak sekali pesantren dipulau  karapan ini, karena bagi masyarakat Madura pesantren adalah lembaga pendidikan strategis dan obyektif serta merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang untuk senantiasa menitipkan putra-putrinya belajar etika, moral, ilmu pengetahuan agama dan social. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia. Selain sebagai pusat pengkajian ilmu pengetahuan dan keagamaan, juga sebagai medan dakwah dalam mensyiarkan nilai-nilai religiusitas dalam menjawab berbagai tuntutan zaman yang semakin kompleks, sehingga benar-benar mampu memperdayakan masyarakat social disamping menjaga eksisitensinya dalam menghadapi perkembangan dunia.

 Pondok pesantren Sumurnangka merupakan salah satu lembaga pendidikan di pulau karapan Madura yang turut aktif berpartisipasi dalam upayanya menjaga ikatan  persaudaraan warga Madura di perantauan serta membangun sumber daya manusia yang handal dan  berintelektualitas tinggi dan juga turut dalam rangka merealisasikan kehidupan berbangsa dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai ahlisunah waljamaah yaitu, tawassth (Moderasi) Tasamuh ( Toleransi ) Tawazzun (balance atau keseimbangan) dan I’tidal (konsistensi).

Pelajar dan santri merupakan segmen yang setrategis dan artikulatif, karena memang inilah yang memiliki potensi eksplorasi yang dasyat, sehingga untuk mengantispasi iklim peradaban baru yang ditandai dengan persaingan global yang kompetitif dan dengan sendirinya pesantren bersama masyarakat telah siap dengan sumber daya manusia yang unggul dan brilian, lebih-lebih jembatan SURAMADU yang menghubungkan antara jawa dengan Madura sudah terealisasi, hal ini secara otomotis kehidupan modern, oleh karena itu tak ayal lagi seluruh elemen masyarat Madura baik yang merantau ataupun yang tidak untuk siap secara mental dan pengetahuan untuk lebih progresif dan proaktif dalam mempersiapkan human Ressorsce yang berkualitas dan berakhlakul karimah agar dapat menyeimbangi kemajuan dan tuntunan Zaman yang semakin muthahir sehingga diharapkan warga Madura tidak hanya menjadi penonton dikampung halamannya sendiri tapi bahkan dapat memberi warna dan penentu dalam irama pembangunan pemerintah. Tipologi masyarakat Madura kedepan harus selalu berorientiasi pada agresifitas nalar dan kepekaan social yang didukung oleh system pengorganisasian yang sistematis, apalagi Madura memiliki aset budaya yang tersebar diseluruh nusantara bahkan dunia.

Mengingat segi positif dalam melestarikan dan menjaga khasanah nilai-nilai adat dan kultur ditengah hiruk-pikuk pergaulan kota metropolitan yang heterogen, dengan kecenderungan yang masih bersifat primordial itu sebenarnya bias bermanfaat sebagai upaya membangun komunikasi lintas budaya antar etnis dan suku ditengah keberagaman cultural dalam satu nafas kebersamaan dalam inspirasi Bhineka Tunggal Ika. Menyadari pentingnya nilai kebersamaan ini, pengasuh  pondok pesantren Sumurnangka Bangkalan, terpanggil untuk simultan dan kontinyu mengarahkan dan mendorong pemberdayaan masyarakat Madura diperantauan agar terciptanya silaturrahmi sesama warga Madura sendiri maupun dengan sesama warga negara diperantauan. Melalui organisasi IKSAS ( IKATAN SANTRI ALLUMNI SUMURNANGKA ) dan simpatisan dengan rutinitas acara tahunan “ Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW “ gema silaturrahmi dan ukhuwah islamiah disyiarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar